Apakah di hanti anda ada maksiat ini .??

Baik lah sobat kali ini kita akan membahas apa apa saja maksiat yang terdapat di dalam hati manusia, hati merupakan pengatur dalam tubuh manusia dan apa jadi nya bila pengatur tersebut melakukan banyak maksiat.
baik lah mari kita lihat bersama apakah dalam hati kita memiliki maksiat berikut ini, maka inilah dia maksiat maksiat yang terdapat dalam hati.

1.Riya yang dimaksud dengan riya adalah melakukan amal kebaikan karna manusia artinya iyalah agar dia di puji oleh manusia maka perbuatan yang iya lakukan tidak lah mendapat kan pahala di sisi allah melaikan dosa yang di peroleh nya

2.ujub jadi yang selanjut nya ujub apa sih yang di maksud dengan ujub itu maka arti ujub ialah memperlihat kan kebaikan yang iya lakukan itu semua bersumber dari dia, dia menyakini bahwa kebaikan yang iya lakukan itu adas dasar kehebatan nya padahal sebenar nya setiap perbuatan baik yang di lakukan manusia itu atas pertolongan dari Allah swt.manusia tidak mampu melaksanakan sekecil apapun kebaikan tampa pertolongan dari Allah.

3.Ragu akan adaya allah dan akan adanya sifat sifat yang layak dan sempurna bagi Allah, seperti ragu apakah Allah itu bersifat abadi, mengetahui ,azali dan sifat dua puluh lain nya.

4.merasa aman atas dosa yang dilakukan nya dan menyakini bahwa dosa nya itu akan di ampuni Allah namun di sisi lain dia terus mengerjakan dosa secara terus menurus dengan keyakinan rahmat Allah akan selalu ada untuk nya.

5.putus asa dari  rahmat Allah iya menyakini bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa nya yang begitu besar dengan demikian dia su’udzan terhadap Allah dan juga menyakini bahwa Allah tidak memperdulikan diri nya
.
Dalam madzhab hanafi no 4 dan 5 itu dapat menyebab kan seseorang menjadi kufur
Sedangkan dalam madzhab syafii tergolong dalam dosa besar.

6.Sombong terhadap hamba hamba Allah,dan sombong ini terbagi dua jenis
1.menolak kebenaran atas apa yang di sampaikan orang lain baik karna orang yang menyampaikan kebenaran itu lebih rendah posisi nya atau pun dia tidak mau menerima kebenaran
2.memandang remeh terjadap orang lain menganggap dia lah yang paling hebat dan orang lain semua tidak ada apa apa nya bagi nya.
Dan orang sombong ini akan di bangki kan allah pada hari kiamat sekecil semut.

7.Dengki. dengki iyalah menyimpan rasa permusuhan terhadap saudara saudara nya yang muslim yang akhir nya permusuhan itu di jalan kan tampa hak terhadap yang lain nya



Maka itulah beberapa maksiat yang di lakukan hati dan lain kali saya akan membahas beberapa maksiat yang terdapat di hati lagi,maka apakah maksiat yang tadi itu ada pada diri kita maka jika ada cepat cepat untuk bertobat dan berusaha menghilangkan maksiat tersebut. Karna setiap maksiat yang kita lakukan akan membaut hati manusia semakin keras dan akhir nya akan susah menerima apa pun kebaikan yang di sampaikan oleh orang lain terhadap kita, selagi umur kita masih ada maka cepat lah minta maaf terhadap Allah dan berjanji tidak akan melakukan maksiat itu lagi.
Read More

Orang-Orang Yang Tidak Wajib Puasa

Orang-Orang Yang Tidak Wajib Puasa

Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi seorang muslim yang baligh dan berakal. Jika seorang muslim masih belum baligh, maka hukum puasa baginya tidaklah wajib, begitu pula seorang muslim yang hilang akalnya atau gila.

Ke-baligh-an seorang lelaki bisa diketahui dengan salah satu dari dua tanda:
1. Keluar mani (sperma).
2. Usianya sudah sempurna 15 tahun qamariyah.

Sedangkan seorang perempuan bisa diketahui dengan salah satu dari tiga tanda:
1. Keluar mani.
2. Usianya sudah sempurna 15 tahun qamariyah.
3. Sudah keluar darah haidl.

Jika salah satu tanda sudah mucul pada seseorang, maka dia sudah dihukumi baligh.

Berikut ini adalah orang-orang yang tidak wajib puasa beserta keterangan yang berkaitan dengannya:
1. Non-muslim.
Seorang non-muslim tidak wajib baginya untuk berpuasa. Artinya dia tidak dituntut didunia untuk melakukan ibadah puasa, namun berbeda dengan urusan akhirat, hal ini akan masuk pada hitungan keburukan bagi seorang non-muslim di akhiratnya nanti, karena pada hakikatnya dia mampu untuk mengucapkan dua kalimat syahadat untuk masuk islam, sehingga bisa berpuasa. Jika pada akhirnya dia masuk islam, dia tidak wajib mengqodlo puasa yang dia tinggalkan semasa dia kafir.
Sementara orang yang murtad, yang semula muslim, kemudian terjatuh pada kekufuran, maka dia haruslah berpuasa dengan diminta untuk masuk islam. Jika dia tetap meninggalkan puasa, kemudian kembali ke islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, maka wajib baginya untuk mengqodlo puasa yang ditinggalkan selama dia murtad.

2. Bocah Yang Belum Baligh.
Anak kecil yang masih belum baligh tidak wajib baginya untuk berpuasa. Namun jika anak tersebut sudah berusia 7 tahun qamariah dan mampu berpuasa, maka wajib bagi orang tuanya untuk memerintahkannya untuk berpuasa. Jika sudah sempurna 10 tahun qamariyyah, dan anak tersebut meninggalkan puasa, padahal ia mampu, maka wajib bagi orang tuanya untuk memukulnya. Pukulan ini untuk mendidik, bukan untuk merusak anggota badan sang anak. Jadi harus diperhatikan betul kadar pemukulan yang sekira mendidiknya, dan tidak merusak fisiknya. Jika anak tersebut tetap tidak berpuasa, padahal orang tuanya sudah memerintahkannya, anak tersebut tidak dihukumi berdosa, karena pada dasarnya tidak wajib bagi seorang anak yang belum baligh untuk berpuasa.

3. Orang Gila
Orang yang hilang akalnya tidak wajib baginya berpuasa, dan tidak wajib baginya untuk mengqodlo puasa yang ditinggalkannya. Semisal dia gila selama sebulan penuh sehingga tidak berpuasa sama sekali, kemudian dia sembuh dari kegilaannya, maka tidak wajib baginya untuk mengqodlo puasa yang ia tinggalkan.
Yang dimaksud dengan "gila" adalah orang yang hilang akalnya. Bukan maksudnya gila cinta, semisal dia begitu mencintai kekasihnya, hingga tergila-gila padanya, maka tetap wajib baginya untuk berpuasa selama dia masih berstatus mukallaf.

Bersambung.......
Nantikan kelanjutan pembahasan tentang Orang-orang yang tidak wajib puasa.

sumber FB : Argument Ahlussunnah
Read More

TENTANG SIWAK DAN SUNNAHNYA


Tentang Siwak dan Kesunnahannya.


Siwak adalah dahan atau akar dari pohon tertentu yang digunakan untuk membersihkan gigi, gusi dan mulut.

قال الشيخ زكريا الأنصاري: 
(ﻭﺳﻦ اﺳﺘﻴﺎﻙ) ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻟﺨﺒﺮ اﻟﻨﺴﺎﺋﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ «اﻟﺴﻮاﻙ ﻣﻄﻬﺮﺓ ﻟﻠﻔﻢ»

Disunnahkan menggunakan siwak secara muthlak untuk membersihkan gigi, gusi, lidah dan mulut. Kesunnahan ini didasarkan atas hadits yang diriwayatkan oleh Al Nasai, yang maknanya: "Siwak merupakan kebersihan bagi mulut" dalam riwayat lain disebutkan tambahan: "dan merupakan hal yang diridlai oleh Allah".

Setiap akan melakukan shalat disunnahkan untuk menggunakan siwak, begitu pula saat hendak berwudlu, ketika bangun tidur atau kondisi-kondisi lainnya.

Jika kita mau berhitung, tentu kita dapatkan berapa banyak kondisi yang memang sepatutnya kita menggunakan siwak.

Saat kita mencermati, hal ini menunjukkan betapa besarnya perhatian islam terhadap kebersihan.

قال الشيخ زكريا الأنصاري:
(ﻭ) ﺳﻦ ﻛﻮﻧﻪ (ﻋﺮﺿﺎ) ﺃﻱ: ﻓﻲ ﻋﺮﺽ اﻷﺳﻨﺎﻥ ﻟﺨﺒﺮ ﺃﺑﻲ ﺩاﻭﺩ «ﺇﺫا اﺳﺘﻜﺘﻢ ﻓﺎﺳﺘﺎﻛﻮا ﻋﺮﺿﺎ» ﻭﻳﺠﺰﺉ ﻃﻮﻻ ﻟﻜﻨﻪ ﻳﻜﺮﻩ.

Metode penggunaan siwakpun juga sudah diajarkan oleh nabi, beliau menganjurkan untuk menggunakan siwak secara horizontal, artinya membersihkan gigi dengan alur dari bagian gigi kanan ke kiri, bukan dari atas ke bawah. Sedangkan menggunakannya dari atas ke bawah atau sebaliknya hukumnya makruh, seperti yang dijelaskan oleh shaikh Zakariya Al Anshari dalam kitabnya Fathul Wahhab.

Agar siwak senantiasa nyaman dipakai, anda bisa mempersiapkan kayu yang tidak terlalu keras (seukuran sikat gigi) lalu dilembutkan bagian ujung (lebih mudahnya lihatlah gambar). Bagian yang lembut digunakan untuk membersihkan gigi dan sekitarnya, seusai anda gunakan bisa dicuci sekira hilang baunya dan kembali bersih agar bisa digunakan kembali.

Pernah saya mendengar bahwa ada seorang dokter gigi yang ahli berkata: "seandainya setiap orang rajin menggunakan siwak, niscaya kami tak akan laku lagi".

Sudah menggunakan sikat gigi, apakah masih butuh siwak..?

Sangat perlu, karena selain kesunnahan yang dianjurkan dalam agama, siwak juga memang baik bagi kesehatan gigi. Sebenarnya alasan kesunnahan siwak sudah cukup bagi seorang yang beriman untuk menggunakannya, namun siwak tetap memiliki beberapa manfaat yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan lainnya.

Penting bagi orang tua untuk mengajarkan anaknya tentang disunnahkannya siwak, biar tertanam sejak dini bahwa islam sangat menganjurkan kebersihan, dan menjelaskan bahwa siwak merupakan hal yang memang dianjurkan oleh baginda nabi. Seperti inilah cara kita mencintai anak, tidak dengan memberikan setiap kebutuhan duniawi yang ia inginkan, tapi lebih berpusat pada pemberian apa yang memang dibutuhkan, baik urusan agama maupun duniawi.

Read More

Hukum Anal Seks Dalam Islam

Agama islam adalah agama yang rahmat bagi semesta, segala urusan di atur didalamnya, baik urusan ibadah, pernikahan, muamalat, maupun hukum tentang kriminalitas. Dan mereka yang benar-benar berpegang teguh dengan agama islam sangatlah beruntung, karena islam bisa membawa kepada kesuksesan dunia dan akhirat.
SUMBER : ARGUMENT AHLUSSUNNAH

Islam menghalalkan pernikahan, dan mengharamkan perzinahan, bahkan menganggap zina sebagai salah satu dosa terbesar. Dan pernikahan dalam islam begitu mudah dilakukan, syarat-syarat dan rukun-rukun yang harus dilakukan pun sangat mudah, jika tidak di embel-embeli dengan adat rumit tertentu.
Dengan begitu, setiap insan yang memiliki hasrat berhubungan badan dengan lawan jenis, memiliki peluang besar untuk melampiaskannya dengan jalan yang dihalalkan dan dianggap baik dalam agama islam, yakni dengan menikah.
Namun, walaupun mudah dilakukan, pernikahan tetaplah memiliki peraturan-peraturan tertentu, yang jika dilanggar bisa menyebabkan resiko yang buruk, baik secara agama maupun secara moral.
Seorang suami memiliki kebebasan untuk menikmati tubuh istrinya dengan cara apapun, namun kebebasan tersebut memiliki batasan-batasan yang sudah dijelaskan secara rinci di kitab-kitab fikih muktabarah yang bersumber dari alquran dan al hadits.
Allah berfirman:
نِسَآؤُكُمۡ حَرۡثٞ لَّكُمۡ فَأۡتُواْ حَرۡثَكُمۡ أَنَّىٰ شِئۡتُمۡۖ
Maknanya: Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai.
Disitu dijelaskan bahwa seorang istri ibarat sebuah ladang, yang bisa didatangi (di jima) dengan cara yang disukai oleh sang suami, baik dari depan maupun dari belakang, dengan catatan tetap pada vagina.
Ada banyak hadits yang secara spesifik menyebutkan seorang laki-laki tidak boleh bersenggama dengan istrinya melalui jalur belakang (anus) atau yang sering dikenal dengan istilah anal seks.
Diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam musnadnya:
لا ينظر الله إلى رجل أتى امرأته في دبرها. رواه أحمد في مسنده وغيره.
Artinya: Allah tidak memulyakan (bahkan menghinakan) seorang lelaki yang mendatangi (menyenggama) istrinya melalui anusnya. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dan perawi lainnya).
Kesimpulannya, berhubungan seks bagi suami melalui anus istrinya atau anal seks adalah haram sesuai dalil syara' di atas. Sehingga yang diperbolehkan hanyalah melalui jalan depan (vagina) saja.
Adapun bersenggama dengan selain istri atau budak perempuan yang dimiliki, maka hukumnya haram secara mutlak, artinya tidak boleh lewat jalan depan (vagina) ataupun jalan belakang. Jika dilakukan melalui jalan depan disebutlah sebagai perzinahan, dan melalui jalan belakang disebut sebagai liwath.
Secara sudut pandang medis, ada yang menyebutkan beberapa hikmah atas hal ini, diantaranya: anus memang tidak dipersiapkan untuk senggama sehingga tidak terdapat pelumas atau lubrikasi, hubungan anal bisa memicu wasir, infeksi dan lain sebagainya.
___________
Tujuan admin hanya ingin menjelaskan keharaman hal tersebut, dengan bahasa yang semoga mudah dipahami, mungkin sedikit sensitif bahasanya, karena pembahasannya pun juga seperti itu, namun hal-hal seperti ini memang ada hukumnya dalam islam, dan dikaji dalam kitab-kitab fikih maupun tafsir.

SUMBER : ARGUMENT AHLUSSUNNAH
Read More

Allah Maha Kuasa

Akal manusia membagi perkara aqli menjadi 3 bagian: jaiz aqli, wajib aqli, mustahil aqli.
sumber : Argument  Ahlussunnah

1. Jaiz aqli artinya setiap perkara yang bisa diterima oleh akal keberadaannya, ataupun ketiadaannya. Contohnya: adanya makhluk, akal pikiran kita bisa menerima keberadaan makhluk ataupun ketiadaannya.
2. Wajib aqli: setiap perkara yang pasti adanya, akal sehat kita tidak menerima ketiadaanya. Yang wajib aqli adalah Allah dan sifat-sifatNya. Artinya Allah pastilah ada, tidak mungkin tidak ada.
3. Mustahil aqli artinya perkara yang tidak bisa diterima akal sehat kita keberadaannya. Contohnya: keberadaan sekutu bagi Allah, hal ini mustahil adanya, artinya akal sehat kita tidak bisa menerima keberadaan sekutu bagi Allah, karena memang mustahil.
Dengan memahami pembagian perkara aqli diatas, kita bisa memahami lebih mudah tentang arti sifat kuasa bagi Allah. Karena sifat kuasa Allah berkaitan dengan setiap perkara yang jaiz aqli, dan tidak berkaitan dengan perkara yang wajib aqli maupun mustahil aqli.
Allah maha kuasa, dengan sifat kuasaNya Ia menciptakan makhluk-makhlukNya dari tidak ada menjadi ada, dengan sifat kuasaNya Ia memusnahkan makhluk-makhlukNya dari ada menjadi musnah.
Kita misalkan dengan seseorang yang bernama "Rudi", misalnya Rudi merupakan salah seorang manusia yang hidup dari tahun 1970 sampai tahun 2018. Yang menciptakan Rudi dari yang semula tidak ada menjadi ada adalah Allah, Dialah yang menciptakan Rudi dengan sifat kuasaNya, dan Dia pula yang meniadakan Rudi dengan sifat kuasaNya.
Jadi sifat kuasa bagi Allah merupakan sifat yang azali (ada tanpa bermula) abadi (ada tanpa sirna) yang dengannya Allah menciptakan makhluk dari yang semula tidak ada menjadi ada, dan dengan sifat kuasa pula Allah memusnahkan makhluk, dari yang ada menjadi sirna.
Begitu pula contoh-contoh lainnya, seperti langit, bumi, pegunungan, rembulan, bintang, jin, manusia dan setiap perkara yang jaiz aqli, semua yang ada karena diciptakan oleh Allah dengan sifat kuasaNya. Dan setiap makhluk yang diciptakan oleh Allah, kemudian menjadi musnah, maka kemusnahannya juga karena kekuasaan Allah.
Dari sini kita bisa memahami, bahwa sifat kuasa Allah tidak bisa dikaitkan dengan perkara yang wajib aqli ataupun mustahil aqli. Jadi tidak boleh dikatakan: "Apakah Allah mampu menciptakan sekutu bagiNya" dan tidak boleh dikatakan: "apakah Allah mampu memusnahkan diriNya?". Karena sifat kuasa Allah tidaklah berkaitan dengan setiap perkara yang wajib aqli maupun mustahil aqli.
Jika ada pertanyaan seperti itu dari seorang atheis, atau non-muslim lainnya, yang bermaksud untuk menjatuhkan keislaman seseorang, maka perlu waspada dan teliti. Tidak boleh dijawab: "Allah tidak mampu, atau Allah mampu menciptakan sekutu", justru jawaban yang benar adalah: "sifat kuasa Allah tidak berkaitan dengan perkara yang mustahil adanya".

sumber : Argumen Ahlussunnah
Read More

Hukum Talak (perceraian) Yang sering Diabaikan.



Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:

ثلاث جدهن جد وهزلهن جد: النكاح، والطلاق، والرجعة. رواه أبو داود.

Artinya: Tiga perkara, seriusnya adalah serius dan candanya adalah serius, yaitu; nikah, perceraian, dan rujuk.

Maksudnya: 3 perkara tersebut jika terjadi, maka dihukumi sah, baik dilakukan secara serius maupun bercanda.

Seorang suami yang bercanda dengan istrinya, lalu mengucapkan lafadz talak (perceraian), semisal ia berkata: "udah deh, saya ceraikan kamu", maka talak tersebut telah terjatuh kepadanya, yang menjadikan status sang istri bukan lagi istrinya, sehingga pergaulan mereka sama halnya seperti lelaki dan perempuan yang bukan istrinya.

Begitu pula saat seorang suami marah, lalu terucap dari mulutnya kata cerai, maka terjatuhlah perceraian itu. Jika dia kembali berhubungan badan dengannya, maka hal tersebut merupakan perzinaan. Karena berhubungan dengan seorang perempuan yang statusnya bukan istrinya lagi.

Keseriusan, candaan, kondisi marah, semuanya tidak berpengaruh terhadap keabsahan talak. Karena itulah, selayaknya setiap insan lebih berhati-hati dalam setiap tindakan, terutama urusan pernikahan dan talak. Karena banyak sekali hukum-hukum yang tersusun didalamnya, sehingga kesalahan dalam berbuat bisa berdampak fatal, seperti putusnya jalur nasab (keturunan), penyebab terjadinya zina, dan hal-hal buruk lainnya.
Read More

Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak-anaknya.

Orang tua haruslah bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, karena termasuk kewajiban bagi orang tua adalah mengajarkan anak-anaknya setiap urusan yang wajib dilakukan saat mereka sudah baligh.
Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk menjaga diri mereka dan keluarganya dari api neraka, Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارًا. [التحريم: ٦]
Maknanya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" (Surat al Tahrim: 6).

Dan menjaga keselamatan diri dan keluarga adalah dengan belajar dan mengajarkan ilmu agama.
Wajib bagi orang tua mengajarkan tentang cara shalat dengan benar, hal ini karena dia wajib memerintah anak-anaknya untuk shalat ketika usia mereka sempurna 7 tahun hijriyah dengan perintah yang mengesankan keseriusan dan pentingnya shalat, jika sudah berumur 10 tahun hijriyah wajib baginya memukul anak-anaknya (dengan pukulan yang mendidik, tidak merusak fisiknya) jika anak-anaknya meninggalkan shalat.
Hal ini senada dengan puasa ramadhan, wajib diperintah saat genap berusia 7 tahun hijriyah dan dipukul jika meninggalkan saat genap usia 10 tahun hijriyah, jika memang anaknya sudah mampu untuk berpuasa. Yakni puasa tidak membahayakannya, bukan berarti anak yang cengeng dan merasa lapar langsung dibiarkan saja tanpa diperintah.
Namun perlu dicatat, bahwa perintah ini tidak berarti seorang anak yang belum baligh wajib melakukan shalat, justru yang dimaksudkan disini adalah kewajiban bagi orang tua untuk memerintah dan memukul dengan kriteria diatas. 
  • Termasuk yang wajib diajarkan oleh orang tua terhadap anaknya adalah:
    Dasar-dasar keyakinan, seperti: keberadaan Allah, keesaan Allah (tiada sekutu bagiNya), Allah ada tanpa permulaan, tanpa pengakhiran, Allah tidak butuh kepada yang lainNya, Allah tidak serupa dengan makhlukNya yakni DzatNya tidak serupa dengan dzat-dzat makhluk, sifat-sifatNya tidak serupa dengan sifat-sifat makhlukNya, artinya Allah tidak serupa dengan sesuatupun dari makhlukNya. Allah tidak serupa dengan cahaya, kegelapan, manusia, tumbuhan, benda-benda mati seperti bintang, dan semacamnya, dan Allah bukanlah benda.
  • Juga diajarkan bahwa Allah bersifat: maha kuasa, maha berkehendak, maha mendengar, maha melihat, maha mengetahui, maha hidup, maha berfirman (bersifat kalam).
  • Diajarkan pula: Bahwa Nabi Muhammad adalah hamba Allah dan utusanNya, bahwa beliau adalah nabi terakhir, dari bangsa arab, dilahirkan di Makkah, lalu hijrah (dengan perintah Allah) ke Madinah, dan dimakamkan disitu (Madinah).
    Diajarkan bahwa Allah mengutus para nabi, nabi pertama adalah Adam (seorang nabi yang berparas tampan, bukan kera seperti yang dikhayalkan oleh darwin), dan Allah menurunkan kitab-kitab suci (dengan memerintahkan malaikat) kepada para rasul.
  • Diajarkan bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat, Allah akan memusnahkan jin, manusia, para malaikat, dan setiap yang memiliki roh, kemudian dihidupkan kembali.
    Bahwa jin dan manusia akan mendapatkan balasan atas kebaikan mereka dengan kenikmatam yang abadi, dan atas keburukan yang mereka lakukan dengan siksa yang pedih.
  • Bahwa seorang kafir pasti tidak akan masuk surga, bahwa seorang yang tidak beriman kepada Allah dan rasulNya adalah seorang kafir yang kekal dineraka. Bahwa Allah telah menyiapkan tempat kembali yang penuh dengan kenikmatan untuk orang-orang beriman yang disebut surga, dan tempat kembali yang penuh dengan siksa bagi orang-orang kafir yang disebut sebagai neraka, dan hal-hal semacamnya.
  • Begitu pula haruslah diajarkan keharaman mencuri, berdusta walaupun untuk sekedar bercanda, keharaman zina, liwath (yakni memasukkan kemaluan lelaki di anus wanita selain istri dan budaknya), diajarkan pula keharaman ghibah (menggunjing), adu domba, memukul seorang muslim tanpa hak, dan hal-hal semacamnya yang banyak diketahui oleh umat islam yang awam maupun ahli.
  • Termasuk yang diajarkan adalah tentang kesunnahan menggunakan siwak, bahwa shalat jamaah disyariatkan dalam islam, dan urusan-urusan semacamnya.
    Hal ini semua sangat penting diajarkan, agar seorang anak bisa tumbuh dengan metode kehidupan islami, yang pada akhirnya bisa mendapatkan dampak positif yang menguntungkan orang tua juga. Ketahuilah, anak yang berbakti terhadap orang tua lebih berharga dari pada dunia dan se isinya.
Sumber : Argumen Ahlussunnah                                                                                                                                                
Read More